05 Mei 2009

Dosa-dosa yang Dianggap Biasa

1. Syirik kepada Allah
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya. Syirik merupakan dosa besar yang paling besar, kemungkaran yang paling mungkar bahkan Allah I mengancam tidak akan mengampuni dosa syirik (apabila seseorang tersebut mati dalam keadaan berbuat syirik) dan akan mengampuni dosa selainnya bagi siapa yang dikehendaki, Allah I berfirman:

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni segala dosa selain dari (Syirik) itu, bagi siapa yang dikendaki (Q.S. An-Nisa : 48)
Perbuatan syirik merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Allah  dan merupakan dosa yang paling besar, Rasullullah  bersabda “maukah aku kabarkan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar (beliau mengulangnya 3x), mereka (sahabat) berkata: “Ya, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda “menyekutukan Allah (Syirik)” (Mutafaq Alaih)
Namun sebagian kaum muslimin, membiasakan dan membudayakan serta menganggapnya sebagai ibadah, perbuatan tersebut seperti : meminta kepada ahli kubur (penghuni kuburan yang dianggap wali), bernadzar untuk selain Allah I, mengharapkan berkah dari pohon, batu dan sejenisnya, meminta perlindungan kepada selain Allah I, Istigatsah atau berdoa kepada selain Allah I, menggunakan zimat-zimat dengan anggapan bahwa zimat tersebut dapat menolak bahaya, meminta kepada dukun dan lain-lain yang semua ini telah diharamkan dalam Islam. Maka dari itu kami mewasiatkan kepada kaum muslimin agar berhati-hati terhadap perbuatan tersebut tetapi apabila kita telah terjerumus dalam perbuatan syirik maka, harus segera untuk bertaubat kepada Allah I dan memohon ampun kepada-Nya

2. Riya’ dalam ibadah
Riya adalah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia agar mereka memuji pelakunya, seperti memperindah sholat, menceritakan tentang amal-amal yang pernah dilakukannya dengan maksud agar orang yang mendengarnya memujinya.
Perbuatan riya’ adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan perbuatan tersebut termasuk salah satu perbuatan syirik (syirik kecil) yang dapat menghapus semua amal kebaikan yang disertai riya’ tersebut. Allah I berfirman:

“Dan apabila mereka hendak sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali hanya sedikit sekali (Q.S. An-Nisa : 142).
Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan dari Abu Sa’id secara marfu’, bahwa Rasulullah r bersabda “Maukah aku beritahukan kalian tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan bagi kalian daripada Al-Masih Ad-Dajjal. Para Sahabat menjawab: “Ya, wahai Rasulullah, Beliau bersabda, “syirik tersembunyi (Riya), yaitu ketika sesorang berdiri melakukan sholat, dia perindah sholatnya itu karena ada orang lain yang melihatnya” (H.R. Ahmad).
Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam shahihnya dari Mahmud bin Labid. Ia berkata bahwa Rasulullah r keluar lalu bersabda “wahai orang-orang! Jauhilah olehmu syirik tersembunyi” Para sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Apa syirik tersembunyi itu? Beliau bersabda “Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melalukan sholat, dia perindah sholatnya itu karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya, itulah syirik tersebunyi.

3. Thiyarah
Thiyarah adalah merasa bernasib sial atau meramal nasib baik atau buruk karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja. Allah I berfirman:

”Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata “ini adalah karena (usaha) kami” dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang besertanya (Q.S. Al-A’raaf :131). Perbuatan tersebut oleh Nabi  dianggap perbuatan syirik yang dapat mengurangi kesempurnaan tauhid dan ini merupakan dosa besar, Rasulullah  bersabda “ Thiyarah adalah syirik (H.R. Ahmad, 1/389, lihat Shahihul Jami’ no. 3955).
Orang yang sudah terjerumus dalam melakukan hal tersebut diatas, hendaklah membayar kafarat sebagaimana yang dituntunkan oleh Nabir, Abdullah bin Amar berkata, Rasulullah r bersabda :“Barangsiapa yang percaya dengan thiyarahnya sehingga ia mengurungkan hajatnya (yang hendak dilakukan) maka dia telah melakukan perbuatan syirik” mereka bertanya “wahai Rasulullah, apa kafarat (tebusan) dari padanya? “Beliau bersabda, “Hendaknya salah seorang dari mereka mengatakan, “Ya Allah tiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada kesialan kecuali kesialan dari Engkau dan tidak ada sembahan yang hak selain Engkau” (H.R. Ahmad 2/220, As-Silsilah Ash-Shahihah no. 1065).

4. Bersumpah dengan nama selain Allah
Sumpah adalah salah satu bentuk penganggungan, karenanya tidak layak diberikan melainkan hanya kepada Allah. Dalam sebuah hadits marfu’ dari ibnu Umar diriwayatkan: “Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan nama nenek moyangmu. Barangsiapa bersumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah atau diam” (H.R. Bukhari).
Oleh karena itu tidak dibenarkan seseorang untuk bersumpah dengan nama selain nama Allah, misalnya bersumpah dengan kemuliaan Nabi, para wali, nenek moyang, demi ka’bah, dan lain-lain, semua hal tersebut adalah haram, tetapi Allah telah memberikan solusi melalui rasul-Nya, apabila seseorang terjerumus melakukan sumpah tersebut, maka membayar kafarat yaitu dengan membaca Laa Ilaaha Illallah, sebagaiman tersebut dalam hadits shahih: “Barangsiapa bersumpah, kemudian dalam sumpahnya ia berkata demi Lata dan ‘Uzza, maka hendaknya ia mengucapkan “Laa Ilaaha Illallah” (H.R. Bukhari).

5. Duduk bersama Orang-Orang Munafik atau Fasik untuk beramah tamah
Banyak diantara kaum muslimin sadar atau tidak sadar sengaja bergaul dengan sebagian orang fasik dan ahli maksiat, bahkan mungkin juga bergaul dengan orang yang menghina atau melencehkan syariat Islam (orang kafir dan munafiq). Tidak diragukan lagi, perbuatan semacam ini adalah perbuatan yang diharamkan, sebagaiman Allah I berfirman:

“Dan apabila kamu melihat orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu) (Q.S. Al-An’am : 68)

6. Tidak tuma’ninah dalam sholat
Tuma’ninah adalah diam beberapa saat sehingga tenang anggota badan. Para ulama memberi batasan sekedar waktu yang diperlukan untuk membaca tasbih. Misalnya dengan tidak meluruskan punggung saat ruku’ dan sujud, tidak tegak ketika bangkit dari ruku’ dan sujud, semuanya merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, apabila seseorang melakukan hal tersebut maka tidak sah sholatnya, Rasulullah r bersabda: “Tidak sah sholat seorang, sehingga ia meluruskan punggungnya ketika ruku’ dan sujud” (H.R. Abu Daud 1/533, lihat Shahihul Jami’ hadits no. 7224). Rasullulah  menggabarkan diantara kejahatan pencuri yang paling besar adalah mencuri dalam sholat sebagaimana sabdanya :“Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam sholatnya” mereka (Sahabat) bertanya “ bagaimana ia mencuri dari sholatnya? Beliau menjawab “tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya” (H.R. Ahmad, 5/310 dan lihat Shahihul Jami’ hadits no. 997). Tak diragukan lagi, ini suatu kemungkaran, yang pelakunya harus dinasehati dan diperingatkan akan ancaman Allah dalam melakukan hal tersebut.

7. Mendahului Imam secara sengaja dalam sholat.
Dalam sholat berjamaah sadar atau tidak sadar, banyak orang yang mendahului imam baik dalam hal ruku’, sujud bahkan mendahului imam dalam salam, perbuatan ini dianggap remeh oleh sebagian besar umat Islam, oleh karena itu Rasulullah r mengingatkan dengan ancaman yang keras sebagaimana sabdanya: “Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, akan dirubah oleh Allah kepalanya menjadi kepala keledai” (H.R. Muslim).
Para sahabat sangat berhati-hati sekali untuk tidak mendahului Nabi r. Salah seorang sahabat bernama Al-Barra’ bin Azib berkata: “Sungguh mereka (para sahabat) sholat dibelakang Nabi r, maka jika beliau  turun sujud, saya tidak pernah melihat salah seorangpun yang membungkukkan punggungnya, sehingga Rasulullah  meletakkan keningnya diatas tanah, lalu orang yang ada dibelakangnya bersimpuh sujud (bersamaan) (H.R. Muslim), dan ketika Rasulullah  mulai uzur (lanjut usia) dan gerakannya tampak pelan, beliau tetap mengingatkan orang-orang yang sholat dibelakangnya dengan sabdanya “Wahai sekalian manusia, sungguh aku telah lanjut usia, maka janganlah kalian mendahuluiku dalam ruku’ dan sujud (H.R. Al-Baihaqi 2/93 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil, 2/290)

8. Masuk masjid sehabis makan bawang merah, bawang putih atau sesuatu yang berbau tak sedap
Barangsiapa yang memakan bawang merah atau bawang putih yang mentah atau sesuatu yang mendatangkan bau yang dapat mengganggu konsentrasi orang sholat maka hendaklah jangan datang ke masjid dan diam dirumahnya itulah yang lebih baik baginya kecuali apabila telah hilang baunya. Rasulullah  bersabda “barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah hendaklah ia menjauhi kami. Dalam riwayat lain disebutkan, hendaknya ia menjauhi masjid kami dan diam di rumahnya (H.R. Bukhari lihat Fathul Bari, 2/339). Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan, Suatu ketika, Umar bin Khatab berhutbah jum’at dalam hutbahnya ia berkata “…kemudian kalian wahai manusia, memakan dua pohon yang aku tidak memandangnya, kecuali dua hal yang buruk (baunya) yaitu bawang merah dan bawang putih, sungguh aku melihat Rasululah  apabila mendapatkan bau keduanya dari seseorang di dalam masjid, beliau memerintahkan orang tesebut keluar ke padang luas. Karena itu, barangsiapa memakannya hendaknnya mematikan bau keduanya dengan memasaknya (H.R. Muslim, 1/396).
Termasuk dalam hal ini adalah mereka yang langsung ke dalam masjid usai bekerja, lalu ketiak dan kaos kakinya menebarkan bau tak sedap, dan lebih buruk dari itu adalah orang-orang yang membiasakan merokok yang hukumnya telah diharamkan oleh kebanyakan ulama kemudian mereka masuk ke masjid dan menebarkan bau yang mengganggu hamba Allah I yang lainnya, bahkan sebagian dari mereka tanpa merasa malu dan berdosa merokok di dalam masjid

9. Jabat tangan dengan wanita yang bukan mahram
Pada zaman sekarang jabat tangan antara laki-laki dan perempuan hampir sudah merupakan tradisi, bahkan diangap sebagai sesuatu yang lumrah. Kalau mereka melihat dengan jernih persoalan tersebut menurut syara’ tentu mereka tidak akan melakukannya, Rasulullah r bersabda “Sungguh ditusukkan kepala salah seorang dari kalian dengan jarum dari besi lebih baik baginya dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal” (H.R. Ath-Tabrani lihat Shahihul jami’ hadits no. 4921).
Tak diragukan lagi bahwa perbuatan semacam itu termasuk zina tangan, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah  “Kedua mata berzina, kedua tangan berzina, kedua kaki berzina dan kemaluanpun berzina” (H.R. Ahmad, 1/412, Shahihul Jami’ hadits no. 4126). Dan adakah orang yang hatinya lebih bersih dari Rasulullah r karena beliau r sendiri tidak pernah menyentuh tangan wanita sebagaimana salah satu hadits dari ‘Aisyah ra dia berkata “Dan demi Allah, sungguh tangan Rasulullah r tidak (pernah) menyentuh tangan perempuan sama sekali (selain mahramnya-red), tetapi Beliau membai’at mereka dengan perkataan” (H.R. Muslim, 3/1489).

12 komentar:

rahmat mengatakan...

Nama:Rahmat

komentar saya: manusia saat ini menganggap remeh hal hal seperti ini karna hal seperti ini mungkin sudah sering dilakukan sehingga menjadi terbiasa.

ilham mengatakan...

Nama:Ilham

Komentar saya:Mungkin kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini hanya mencari kenikmatan sementara saja,yang sesungguhnya kenikmatan itu dapat menjerumuskan mereka ke dalam Neraka.
Hal ini terjadi karena manusia sudah sering/terbiasa melakukan dosa,baik sengaja maupun tak sengaja,dan hal ini akan terus-menerus terjadi apabila manusia tidak secepatnya "BERTAUBAT".

ilham mengatakan...

Nama:Ilham

komentar saya:Mungkin kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini hanya mencari kenikmatan sementara saja,yang sesungguhnya kenikmatan itu dapat menjerumuskan mereka kedalam Neraka.
Hal ini terjadi karena manusia sudah sering/terbiasa melakukan dosa,baik yang disengaja maupun tak disengaja,dan hal ini akan terus-menerus terjadi apabila manusia tidak secepatnya "BERTAUBAT".

dhani mengatakan...

komentar saya: manusia saat ini menganggap remeh hal-hal seperti ini,krna mereka anggap biasa-biasa saja, padahal hal-hal seperti ini, tidak bisa dianggap sepele atau main-main, tapi bagi mereka hal ini dianggap biasa saja, karena sudah kebiasaan dalam kehidupan sehari-sehari mereka.............!!!!!!!!
sekian dari saya......

dhani mengatakan...

komentar saya: manusia saat ini menganggap remeh hal-hal seperti ini,krna mereka anggap biasa-biasa saja, padahal hal-hal seperti ini, tidak bisa dianggap sepele atau main-main, tapi bagi mereka hal ini dianggap biasa saja, karena sudah kebiasaan dalam kehidupan sehari-sehari mereka.............!!!!!!!!
sekian dari saya......

arie mengatakan...

komentar saya: bahwa sesunguhnya manusia saat ini menganggap remeh hal-hal seperti ini karna hal seperti ini mungkin sudah sering dilakukan sehinnga menjadi kebiasaan...........!!!!!!!
sekian dan terimakasih.......

Anonim mengatakan...

nama:santri zacky al-fuady

komentar saya:manusia saat ini masih banyak yang menganggap bahwa sholat hanya hal biasa ,ketika azan berkumandang masih banyak yang melalaikannya,hal ini dianggap biasa karena mereka tidak mengetahui bahwa meninggalkan sholat dosanya besar dan manusia sekarang ini banyak berbuat maksiat dan lupa mengingat ALLAH SWT,sesungguhnya manusia saat ini lupa akan adanya HARI KIAMAT,sehingga mereka masih sering berbuat dosa dan menganggapnya biasa,ketika terjadi bencana barulah kita ingat kepada ALLAH SWT(BERTAUBAT)

Anonim mengatakan...

Nama:Watoni Prakasa

komentar saya:menurut saya hal seperti ini terjadi karna seorang manusia yang melakukan dosa tidak menganggap dirinya melakukan dosa karena ia tidak memiliki pengetahuan agama,sehingga ia terus melakukan dosa.

Anonim mengatakan...

Nama:Aulia Reza Putra

komentar saya:dosa yang dianggap biasa oleh manusia terjadi karna manusia biasa melakukan dosa dosa kecil,yang lama kelamaan menjadi dosa besar tanpa disadari.

Anonim mengatakan...

Nama:yudi Hermawan

komentar saya:manusia menganggap berbuat dosa adalah hal biasa,mungkin karena ia selalu berbuat dosa. tanpa menyadari kalau ia sedang berbuat dosa

Anonim mengatakan...

Nama: MARIADI

Komentar saya: menurut saya kejadian seperti ini sudah sering terjadi akibat minimnya pendidikan tentang agama saat ini,sehingga menyebabkan orang jadi tidahk tahu

Anonim mengatakan...

Nama:Yogi prasetia Ramadani

Komentar saya:saat ini dosa dianggap biasa karena banyak manusia yang berbuat dosa sejak kecil serta tidak adanya pengetahuan tentang agama