03 Januari 2008

BAB I. MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

Keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam hal ini dibagi menjadi empat segi yaitu:

  • Keterampilan menyimak (listening skills)
  • Keterampilan berbicara (speaking skiils)
  • Keterampilan membaca (reading skills)
  • Keterampilan menulis (writing skills)

Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut diatas pada dasarnya merupakan satu kesatuan dan catur tunggal.

Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir.

Untuk mendapat keterampilan yang lebih jelas, maka berikut ini akan dibahas sepintas kilas hubungan antara keempat keterampilan itu.

  1. Menyimak dan Berbicara

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung merupakan komunikasi tatap muka atau face to face cominication. (Brooks, 1964:134).

Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat ternyata dari hal-hal berikut ini:

1. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi), oleh karena itu model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.

2. Kata-kata yang akan dipakai serta kita pelajari biasanya ditentukan oleh pengarang (stimuli) yang ditemui, misalnya: kehidupan desa,kota dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian gagasan-gagasanya.

3.Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.

4. Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata.

5. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan penagkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.

  1. Menyimak dan Membaca

Menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat reseprif, bersifat menerima. Bedanya menyimak adalah menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan kata lain menyimak menerima informasi dari perkataan berbicara, sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis.

Keterampilan menyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif. Penelitian para pakar atau para ahli telah memperlihatkan beberapa hubungan antara membaca dengan menyimak sebagai berikut:

a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang siswa untuk menyimak dengan pemahaman.

b. Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan (varbilized learning)

c. Para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi agar hasil pengajaran itu baik.

d. Kosa kata simak (listening vocabulary) yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.

e. Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan membaca (poor reading)

Selagi keterampilan-keterampilan menyimak dan membaca erat berhubungan, maka peningkatan pada yang satu huruf pula menimbulkan peningkatan pada yang lain, kedua-keduanya merupakan proses yang saling mengisi.

Selanjutnya seorang pakar lain mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

*.Baik membaca maupun menyimak menuntut dari para siswa pemilikan suatu kesiapan kecakapan. Hal ini mencakup kedewasaan mental, kosa kata kemampuan mengikuti urutan ide-ide, dan minat terhadap bahasa

*.Baik dalam membaca maupun menyimak biasanya kata bukanlah merupakan kesatuan pemahaman terhadap frase,kalimat,dan paragraph.

* Membaca maupun menyimak dapat berlangsung dalam situasi-situasi individual atau social.

* Untuk meningkatkan hasil yang hendak dicapai dalam membaca, maka seyogianyalah setiap keterampilan menyimak diikuti oleh kegiatan membaca yang sesuai dengan tujuan menyimak tersebut.

Adapun hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca yaitu:

Tujuan Menyimak

Kegiatan Membaca

Untuk membedakan dan menemukan

Unsure-unsur fonetik dan struktur kata lisan.

Mempergunakan cuplikan-cuplikan yang mengandung kata-kata yang bersajak.

Untuk menemukan dan memperkenalkan bunyi-bunyi, kata-kata, atau ide-ide baru kepada penyimak.

Membaca nyaring, langsung atau buatan,dalam hal ini rekaman dapat digunakan.

Menyimak serta terperinci agar dapat mengiterprestasikan ide pokok dan menanggapinya secara tepat.

Sesudah menyimak, menunjukkan ide-ide beserta detail-detai yang terpancar darinya.

.

  1. Berbicara dan Membaca

Beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan lisan dengan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta ketentraman bagi pengajar membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancer. Kosa kata yang luas dan beraneka ragam. Penggunaan-penggunaan kalimat lengkap dan sempurna bila diperlukan, pembedaan pandangan yang tepat, dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan urutan suatu cerita atau menghubungkan aneka kejadian dalam urutan yang wajar.

Aneka hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca telah dapat kita ketahui dalam beberapa telaah penelitian antara lain:

  • Penformansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
  • Polo-pola ujaran orang yang tuna aksara atau buta huruf mungkin sekali mengganggu pelajaran membaca bagi siswa-siswi.
  • Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung, andaikata muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, maka hendaklah guru mendiskusikannya dengan siswa agar mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.

D .Ekpresi Lisan dan Ekspresi Tulisan

Adalah wajar bila komunikasi lisan dan komunikasi tulisan erat sekali berhubungan karena keduanya mempunyai banyak kesejajaran bahkan kesamaan, yaitu:

v Seorang siswa belajar berbicara jauh sebelumnya dia dapat menulis, dan kosa kata, pola-pola kalimat, serta organisasi ideide yang memberi ciri-ciri kepada ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya.

v Aneka perbedaan pun terdapat antara komunikasi lisan dan komunikasi tulis. Ekspresi lisan cenderung kea rah kurang berstruktur, lebih sering berubah-ubah, tidak tetep, tetapi biasanya lebih kacau serta membingungkan dibandingkan ekspresi tulis. Kebanyakan pidato atau pembicaraan bersifat informal, dan sering kali kalimat-kalimat orang yang berpidato atau yang berbicara itu tidak ada hubungannya satu sama lain.

v Membuat catatan serta merakit bagan atau kerangka ide-ide yang akan disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong kita untuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada para pendengar. Biasanya bagan yang dipakai sebagai pedoman dalam berbicara sudahlah cukup memadai kecuali dalam kasus laporan formal dan terperinci yang memerlukan penulisamn naskah yang lengkap sebelumnya.

Agar kita mendapat gambaran yang jelas mengenai keempat jenis keterampilan berbahasa tersebut serta hubungannya satu sama lain, marilah kita perhatikan dibawah ini;

Langsung

Langsung

Apresiatif

Komunikasi

Berbicara produktif

Reseptif

Menyimak

Tatap muka

Ekspretif

Fungsional

Keterampilan Berbahasa

Tak langsung produktif

ekspresif

Menulis

Komunikasi tidak tatap muka

Tak langsung

Membaca, afresiatif, reseptif

Fungsional

KESIMPULAN DAN PENUTUP

  1. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara beraneka ragam.
  2. keterampilan bahasa yang dalam bahasa inngris disebut “language (art and skills)” istilah art “seni,kiat” dipergunakan untuk melukiskan sesuat yang bersifat personal, kreatif, dan original. Sebaliknya kata skills “keterampilan” dipakai untuk menyatakan sesyatu yang bersifat mekanis,eksak, impersonal.
  3. menyimak dan membaca erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat intuk menerima komunikasi.
  4. beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dengan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta ketentraman bagi pengajaran membaca.

REFERENSI

- Arsyad.Maidar G. dkk 1986 Kesusastraan 1. Karunika Universitas Terbuka Jakarta.

- Lubis, A. Hamid Hasan. 1985. Membaca. FPBS IKIP : Medan

- Drs. Sarimpunan Ritonga, Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis, Apresiasi Karya Sastra.

- Tarigan, Hendri Guntur, 1984. Menyimak sebagai sesuatu keterampilan. Angkasa : Bandung. 1986. Pengajaran Kosa Kata. Angkasa : Bandung.

Tidak ada komentar: