Oleh : Nur Ahmad Setiawan, S.T.
1.
Definisi Syirik
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah disamping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan suatu ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selain-Nya.
Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia telah meletakkan ibadah bukan pada tempatnya dan memberikan ibadah tersebut kepada yang tidak berhak, dan itu adalah kedholiman yang paling besar. Allah berfirman :
“Sesunggguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kedholiman yang besar.” (luqman:13).
Allah tidak mengampuni orang musyrik, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.” (An-Nisa’:48).
Surga pun diharamkan atas orang musyrik, Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang menyekutukan (sesuatu dengan) Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dholim itu seorang penolong pun.”(Al-Maidah:72).
Dan syirik menghapuskan pahala segala amal kebaikan. Allah berfirman:
“Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”(Al-An’am:88).
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan (nabi-nabi) sebelummu,’Jika kamu menyekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar:65).
Orang musyrik itu halal darah dan hartanya. Allah berfirman :
“Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian.”(At-Taubah:5).
Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda:
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka menyatakan, ‘Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah’. Jika mereka telah menyatakannya, niscaya darah dan harta mereka aku lindungi kecuali karena haknya.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Karena itu, syirik adalah dosa yang paling besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah kalian aku beritakan tentang dosa yang paling besar?’ Kami menjawab, ‘Ya, wahai rasulullah!’ beliau bersabda, ‘berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Syirik adalah suatu kekurangan dan aib yang Allah subhanahu wa ta’ala menyucikan diri dari keduanya. Karena itu, barangsiapa berbuat syirik kepada Allah berarti dia menetapkan bagi Allah apa yang Dia menyucikan diri daripadanya. Dan ini adalah puncak pembangkangan, kesombongan dan permusuhan kepada Allah.
A.Jenis Syirik
Syirik ada dua jenis: Syirik Besar dan Syirik Kecil.
*
Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama islam dan menjadikannya kekal didalam neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan menyembelih kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaithan. Termasuk juga takut kepada orang-orang yang telah mati, jin atau syaithan bahwa mereka bisa membahayakan atau membuatnya sakit, juga mengharapkan sesuatu kepada selain Allah, yang tidak kuasa melakukannya kecuali Allah, berupa pemenuhan kebutuhan dan menghilangkan kesusahan, hal yang saat ini dilakukan di sekeliling bangunan-bangunan yang didirikan diatas kuburan para wali dan orang-orang shalih di sebagian wilayah islam. Allah berfirman:
“ Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah’.”(Yunus:18).
Syirik besar ada empat macam:
1. Syirik dakwah (do’a) :
Yaitu disamping dia berdo’a kepada Allah ia berdo’a kepada selainNya. Allah berfirman:
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepadaNya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampaiu ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) menyekutukan (Allah).”(Al-Ankabut:65).
2. Syirik niat, keinginan dan tujuan :
Yaitu ia menujukan suatu bentuk ibadah untuk selain Allah. Allah berfirman:
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”(Huud:15-16).
3. Syirik Ketaatan :
Yaitu menta’ati selain Allah dalam hal maksiat kepada Allah. Allah berfirman:
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”(At-taubah:31).
4. Syirik mahabbah (kecintaan) :
Yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan. Allah berfirman:
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.”(Al-Baqarah:165).
*
Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar. Syirik kecil ada dua macam.
1. Syirik zhahir (nyata) :
Yaitu syirik kecil dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.”(HR At-Tirmidzi dan dihasankannya, serta dishahihkan oleh Al-Hakim).
Termasuk didalamnya adalah ucapan “atas kehendak Allah dan kehendakmu”. Ibnu Abbas r.a menuturkan:
“Bahwa ada seorang berkata kepada nabi shallahu ‘alai wa sallam.’Atas kehendak Allah dan kehendakmu ‘, maka ketika itu bersabdalah beliau, ‘apakah engkau menjadikan diriku sebagai sekutu bagi Allah ? (katakanlah) Hanya atas kehendak Allah saja’.”(HR. An-Nasa’i).
Termasuk pula ucapan, “ Kalau bukan karena Allah dan karena si fulan.” Yang benar adalah hendaknya diucapkan ‘Atas kehendak Allah kemudian si fulan’, ‘Kalau bukan karena Allah kemudian karena si fulan’. Sebab kata ‘kemudian’ menunjukan tertib berurut, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah, sebagaimana firman Allah:
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.”(At-takwir:29).
Sedangkan ‘dan’ untuk menunjukan kebersamaan dan persekutuan, tidak menunjukkan tertib berurut. Termasuk dalam larangan ini adalah ucapan ‘Tidak ada penolong bagiku kecuali Allah dan engkau’, ‘Ini adalah atas berkah Allah dan berkahmu’.
Adapun yang berbentuk perbuatan adalah seperti memakai kalung atau benang sebagai pengusir atau penangkal marabahaya atau menggantungklan tamimah (tamimah adalah sejenis jimat yang biasanya dikalungkan di leher anak-anak) karena takut terkena ‘ain (mata) atau perbuatan lainnya, jika ia berkeyakinan bahwa perbuatannya tersebut merupakan sebab-sebab pengusir atau penangkal marabahaya, maka ia termasuk syirik kecil. Sebab Allah tidak menjadikan sebab-sebab (hilangnya marabahaya) dengan hal-hal tersebut. Sedang jika ia berkeyakinan bahwa perbuatannya tersebut bisa menolak atau mengusir marabahaya maka ia merupakan syirik besar, sebab ia berarti menggantungkan diri kepada selain Allah.
2. Syirik Khafi (tersembunyi) :
yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin didengar orang). Seperti melakukan amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi ia ingin mendapatkan pujian manusia, misalnya dengan membaikkan sholatnya atau bersedekah agar dipuji dan disanjung karenanya, atau ia melafadzkan dzikir dan memperindah suaranya dalam bacaan (alqur’an) agar didengar oran garis tengah lain, sehingga menyanjungnya atau memuinya. Jika riya’ itu mencampuri (niat) suatu amal, maka amal itu menjadi tertolak. Karena itu, ikhlas dalam beramal adalah sesuatu yang niscaya. Allah berfirman:
“ Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah ia mengerjakan amal sholih dan janganlah ia berbuat syirik sedikan pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (Al-kahfi :110).
Nabi Shallallahu ‘alai wa sallam bersabda:
“Yang paling aku takuti atas kalian adalah syirik kecil. Mereka bertanya, ‘Wahai rasulullah, apakah syirik kecil itu?’ beliau menjawab, ‘yaitu riya’.” (HR. Ahmad, aththabrani, albaghawi dalam syarhus-sunnah).
Termasuk didalamnya adalah motivasi amal untuk kepentingan duniawi, seperti orang yang menunaikan haji atau berjihad untuk mendapatkan harta benda. Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda:
“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hambah khamishoh dan celakalah hamba khamilah. Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah.”(HR. Al-Bukhari)
khamishah dan khamilah adalah pakaian yang terbuat dari wol atau sutra dengan diberi sulaman atau garis-garis yang menarik dan indah. Maksud ungkapan rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam –wallahu a’lam- dengan sabdanya tersebut ialah untuk menunjukkan orang yang sangat ambisi dengan kekayaan duniawi, sehingga menjadi hamba harta benda. Mereka itulah orang-orang yang celaka dan sengsara. (pen).
1
anirrahim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar